BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam upaya
memecahkan masalah kesehatan masyarakat harus disertai dengan adanya pendekatan
atau intervensi terhadap perilaku. Hal ini telah disadari oleh penduduk kita,
baik akademisi maupun praktisi kesehatan masyarakat yang selalu mencoba
menerapkan pendekatan terhadap perilaku ini, meskipun intervensi tersebut
bentuknya berbeda-beda. Mulai dari penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan,
pendekatan edukatif, komunikasi kesehatan, informasi kesehatan, pemasaran
sosial sampai dengan terakhir digunakan istilah promosi kesehatan.
Salah satu efek dari komunikasi kesehatan masyarakat
adalah tumbuhnya motifasi masyarakat untuk mengadopsi kebiasaan atau perilaku
baru dan bersikap “fasilitasi” terhadap masalah kesehatan yang di hadapi.
Dengan tumbuhnya motifasi dikalangan masyarakat diharapkan upaya-upaya
pergerakan-pergerakan masyarakat menjadi lebih dinamis untuk memperoleh
kesempatan dan peluang dalam upaya baik pencegahan (prefentif) maupun promotif.
Upaya promotif tersebutlah yang dinamakn dengan
pemasaran sosial di bidang kesehatan.
Konsep pemasaran pada mulanya di terapkan di
perusahaan-perusahaan besar di Negara industri yang telah maju, dan berkembang
sedemikain rupa sehingga menjadi penentu setiap usaha. Penerapan konsep tersebut
saat ini sudah meluas sampai ke luar bidan, yaitu bidang politik dan social. Di
bidang kesehatan, konsep pemasaran telah di terapkan di berbagai negara untuk
berbagai program. Indonesia telah menggunakan pendekataan ini dalam
penanggulangan diare melalui rehidraksi oral, imunisasi, penanggulan kekurangan
vitamin A, keluarga berencana dan lainnya.
Penggunaan
istilah sosial dalam program kesehatan masyarakat dimaksudkan agar
produk-produk sosial yang berupa pelayanan-pelayanan kesehatan atau program-program
kesehatan mempunyai daya saing bila dibandingkan dengan produk-produk
komersial. Menjual produk-produk kesehatan yang lebih berorientasi pada
perubahan perilaku tidak sama dengan menjual produk komersial, walaupun pada
prinsipnya penerapan strategi pemasaran komersial dapat diadopsi juga pada
pemasaran sosial.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan pemasaran?
2.
Apa
saja klasifikasi dari pemasaran?
3.
Bagaimana
konsep dan sistem pemasaran?
4.
Apa
saja yang termasuk unsur-unsur dalam pemasaran sosial?
5.
Bagaimana
peran pemasaran sosial dalam kesehatan masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan
pemasaran.
2. Untuk mengetahui klasifikasi pemasaran.
3. Untuk mengetahui konsep dan sistem
pemasaran.
4. Untuk memahami unsur-unsur yang ada
dalam pemasaran sosial.
5. Untuk mengetahui peran pemasaran sosial
dalam kesehatan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pemasaran
Pemasaran dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing.
Kata marketing ini sudah diserap
dalam bahasa Indonesia namun diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata
pemasaran adalah pasar = market. Apa
yang dipasarkan itu adalah barang atau jasa. Memasarkan barang tidak berarti
hanya menawarkan atau menjual barang, tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya
tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam cara,
mengangkut barang, menyimpan, menyortir, dan sebagainya. Di bawah ini
dikutipkan definisi atau batasan marketing
dari sua sumber, yaitu sebagai berikut.
1.
Charles
F. Philip Ph.D dan Delbert J. Duncan Ph.D dalam bukunya “Marketing Principles and Methods” menyatakan bahwa “Marketing which is often referred to as ‘distribution’
by businessmen – includes all the activities necessary to place tangible goods
in the hands of house hold consumers and users”. Pemasaran atau marketing oleh para pedagang diartikan
sama dengan ditribusi, dan dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan
barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri.
2.
Maynard
dan Beckman dalam bukunya Principles of
Marketing menyatakan ‘marketing’
berarti segala usaha yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor
konsumen. Konsep pemasaran tumbuh dan berkembang sebagai suatu disimplin ilmu
bersama dengan perumbuhan dan perkembangan peradaban manusia. Karena
pertumbuhan dan keinginan manusia kian tumbuh dan berkembang, begitu pula
dengan cara pemanuhan dan pemuasannya. Pemasaran adalah konsep tentang
bagaimana suatu organisasi dapat mengembangkan kegiatan tukar-menukar yang
dapat saling memuaskan dengan khalayak konsumen yang menjadi sasarannya.
Menurut Kotler pemasaran adalah kegiatan yang mencakup analisis situasi,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dirumuskan
secara cermat yang dibuat untuk menciptakan tukar-menukar sesuatu secara
sukarela antara suatu organisasi dengan konsumen sasarannya, demi tercapainya
tujuan organisasi tersebut.
Philips dan
Cancan menyatakan bahwa marketing task digambarkan apabila kita naik
pesawat terbang rendah di suatu kota atau daerah kita akan melihat pedagang
bahan makanan sedang membuat dan mengangkutnya dengan truk untuk mensuplai
toko-toko di seluruh daerahnya. Jika pesawat terbang lebih rendah lagi maka
kita liha pula pabrik-pabrik dan grosir-grosir masuk ke toko untuk menjual
barang-barangnya, bersamaan dengan ibu-ibu rumah rangga yang berbelanja di toko
tersebut. Kita melihat kereta api penuh dengan orang dan barang-barang, kota
penuh dengan reklame/iklan. Secara ringkas kota tersebut penuh dengan orang,
bangunan dan perlengkapan yang berhubungan dengan marketing, yang mengusahakan kegiatan guna menyampaikan barang dan
jasa ke tangan konsumen. Keadaan di atas menggambarkan situasi dalam suatu
kota. Kita akan lebih kagum apabila melihat keadaan di seluruh Negara, apalagi
keadaan di seluruh dunia. Dalam proses yang terjadi pada kota yang telah kita
lihat, marketing memegang peranan
penting untuk terjadinya transaksi pada kota tersebut. Di mana melalui marketing produsen berusaha untuk
memasarkan barang atau jasa sehingga diminati oleh konsumen dan dari hasil
penjualan tersebut produsen memperoleh imbalan berupa keuntungan atau laba.
B. Klasifikasi
Pemasaran
1.
Pemasaran
Komersial
Sebagaimana
telah diketahui bahwa setiap orang yang mendirikan suatu perusahaan, tentu
bertujuan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang kemudian barang
tersebut tidak disimpan begitu saja di dalam gudang, melainkan harus dijual
kepada konsumen. Dari hasil penjualan tersebut, produsen memperoleh imbalan
berupa laba. Untuk dapat bertahan di dalam pasar yang berubah-ubah dengan cepat
sekali, serta sangat kompetitif maka perusahaan haruslah pertama-tama
menentukan apa yang akan dijual, berapa banyak dapat menjualnya dan strategi
apakah yang hendah dipakai dalam pemasaran.
Rumusan strategi
pemasaran sendiri disingkat dalam 4P + 1C dan digambarkan dalam bentuk dua
lingkaran konsentris yang berpusat pada konsumen (C) dan dikelilingi oleh
bauran pemasaran (marketing mix-4P).
Empat unsur
pokok yaitu produk, harga, tempat dan promosi, untuk memenuhi dan memuaskan
kebutuhan konsumen keempat unsur tersebut harus dikembangkan dan dikelola
secara terpadu.
Konsumen
merupakan pusat pemasaran, maka perlu dipelajari dari konsumen, kebiasaan dan
gaya hidup dari konsumen sehingga pemasar dapat mengidentifikasi apa yang
menjadi kebutuhan konsumen dan dikembangkan dalam bentuk produk yang bisa
memenuhi kebutuhan konsumen, dengan harga yang sesuai dengan daya beli segmen
konsumen yang ingin dijangkau, disediakan di tempat-tempat yang mudah dijankau
konsumen dan dipromosikan sesuai dengan perilaku dan gaya hidup konsumen. Dari
penjelasan tersebut dapat diartikan pemasaran komersil adalah pemasaran barang
(goods, commodity) yang sifatnya tangible atau jasa (service).
2.
Pemasaran
Sosial
Pemasaran sosial
diperkenalkan pada tahun 1971 sebagai istilah yang digunakan untuk menjelaskan
penerapan prinsip-prinsip dan teknik pemasaran dalan inproduksi atau
memperkenalkan gagasan atau perilaku sosial. Segala sesuatu yang terkandung
dalam konsep penasaran sosial pada prinsipnya tidak berbeda dengan konsep
pemasaran sosial pada prinsipnya tidak berbeda dengan konsep pemasaran secara
umum, walaupun terdapat sedikit perbedaan antara pemasaran di dunia usaha
(komersial) dengan pemasaran sosial. Pemasaran sosial digunakan dengan alasan
sebagai berikut.
a.
Pengalaman
di sektor komersial, keberhasilan dalam menjangkau konsumen serta kesedian
konsumen untuk membayar atau membeli.
b.
Pengalaman
di sektor sosial, resistensi terhadap program sosial, keengganan masyarakat
untuk membayar pelayanan sosial.
c.
Penggunaan
proteksi, ancaman dan enforcement pada
kegiatan pembangunan atau pelayanan sosial, misalnya safari KB.
d.
Orientasi
konsumen vs orientasi produsen : kuatnya orientasi konsumen di sektor komersial
dan kuatnya orientasi provider pada sektor sosial.
e.
Kecenderungan
penggunaan power di sektor sosial
oleh aparat pemerintah memunculkan program yang top down, instruktif dan mengandalkan mobilisasi massa.
f.
Di
sektor komersial, pengusaha menyadari tidak dimilikinya power untuk memaksa konsumen sehingga mendorong pengembangan upaya
uang berusaha menarik konsumen melalui pemahaman terhadap apa yang menjadi
kebutuhan konsumen.
Namun demikian,
pemasaran sosial pada kenyataannya lebih sulit bila dibandingkan dengan
pemasaran komersial, antara lain karena hal-hal berikut.
a.
Pengunaan
produk sosial lebih rumit bila dibandingkan dengan produk komersial. Contoh
penggunaan alat KB tidak semudah menggunakan alat kecantikan.
b.
Produk
sosial seringkali kontroversial.
c.
Saluran
distribusinya kadangkala sulit dikontrol, karena biasanya menyangkut banyak
pihak dan berbagai instansi.
C. Konsep
Pemasaran
Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Meskipun orientasi pembeli ini dibatasi oleh tujuan laba dan pertumbuhan, tetapi konsep itu perlu dilaksanakan. Karena dapat meningkatkan penjualan dengan :
a
Membuat barang yang
mudah penggunaannya
b
Mudah pembeliaannya
c
Mudah pemeliharaannya
Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah
perusahaan dapat menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Konsep pemasaran
disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok, yaitu :
a
Orientasi konsumen / pasar /
pembeli
b
Volume penjualan yang
menguntungkan
c
Koordinasi dan integrasi seluruh
kegiatan pemasaran dalam perusahaan.
Pada dasarnya, perusahaan
yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus :
a.
Menentukan kebutuhan pokok dari
pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi
b.
Memilih kelompok pembeli tertentu
sebagai sasaran dalam penjualannya
c.
Menentukan produk dan program
pemasarannya
d.
Mengadakan penelitian pada
konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta
tingkah laku mereka
e.
Menentukan dan melaksanakan
strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga
yang murah atau model yang menarik.
Jadi, secara definitif dapat dikatakan
bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan.
D. Sistem
Pemasaran
Dalam sistem pemasaran terdapat beberapa
faktor yang saling tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain.
Faktor-faktor tersebut adalah :
·
Organisasi yang melakukan
tugas-tugas pemasaran
·
Sesuatu (barang, jasa, ide, orang)
yang sedang dipasarkan
·
Pasar yang dituju
·
Para perantara yang membantu dalam
pertukaran (arus) antara organisasi pemasaran dan pasarnya. Antara lain
pengecer, pedagang besar, agen pengangkutan, dan lain-lain
·
Faktor-faktor lingkungan seperti
faktor demografi, kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaan, teknologi
dan persaingan.
Dari kelima faktor tersebut maka sistem
pemasaran dapat didefinisikan sebagai kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan
tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang
saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan pasarnya.
E. Unsur-Unsur
Pemasaran Sosial
Dalam pemasaran
sosial tidak jauh berbeda dengan pemasaran komersial, terdapat unsur-unsur
dalam pemasaran yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pemasaran itu
sendiri. Berikut unsur-unsur pemasaran sosial.
1.
Produk
(Product)
Produk sosial
produk yang disediakan oleh prosdusen kepada konsumen dengan tujuan (yang lebih
utama) untuk memperoleh manfaat sosial, bentuknya adalah gagasan, praktik atau
barang yang bersifat tangible atau
“kasat mata” atau yang intangible
atau “tidak kasat mata”. Pada produk sosial pertukaran yang terjadi adalah
antara gagasan, konsep, praktik tertentu dengan diadopsinya produk tersebut untuk
memperoleh manfaat sosial, seperti misalnya meningkatnya derajat kesehatan,
menurunnya angka kematian bayi dan
sebagainya. Sehubungan dengan pemilihan produk yang akan dipasarkan, khususnya
yang berbentuk perilaku sehat Kotler mengingatkan lima dimensi penting :
a.
Ketahanan
(durability)
b.
Kerumitan
(complexity)
c.
Daya
tarik (visibility)
d.
Risiko
dalam penerapan atau penggunaannya (risk)
e.
Keakraban
produk tersebut dengan konsumen (familiarity)
2.
Harga
(Price)
Harga adalah
biaya atau beban yang harus ditanggung oleh konsumen untuk memperoleh produk
yang ditawarkan. Harga yang dimaksudkan dalam pemasaran sosial bukanlah nilai
dalam 4 kategori, yaitu :
a.
Waktu
yang digunakan
b.
Daya
berupa gerakan fisik yang diperlukan
c.
Gaya
hidup yang mungkin harus berubah
d.
Batin
yang berupa gangguan ketentraman piker
Pada produk
sosial sering diberikan subsidi karena mengingat manfaat sosial yang tinggi
untuk kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, aspek price pada produk sosial lebih bersifat non moneter dalam kaitannya
dengan proses pertukaran untuk produk sosial. Maka peran pemasar sosial adalah
untuk merekayasa faktor non-moneter agar proses pertukaran tersebut dapat
berlangsung lancar, seperti faktor waktu yang harus diperkecil agar konsumen
tidak perlu menunggu lama untuk memperoleh produk. Dampak psikologis dan sosial
juga harus diperkecil agar tidak menimbulkan ketakutan atau kekecewaan pada
konsumen serta citra produk dikemas sedemikian rupa agar kelompok sasaran
tertarik dan bersedia mengadopsi produk sosial tersebut. Hambatan dan rasa
keberatan perlu diketahui dan dicari cara mengatasinya, sehigga terjadi
kemudahan, konsumen merasa nilai yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang
diperoleh.
3.
Tempat
dan saluran distribusi (Place)
Tempat atau
saluran distribusi yang dimaksud adalah tempat di mana produk yang ditawarkan
dapar diperoleh konsumen atau saluran distribusi yang berperan untuk
memindahkan produk dari satu titik produksi ke titik konsumsi. Pada pemasaran
sosial titik produksi adalah kegiatan kampanye sosial, sedangkan titik konsumsi
adalah tempat di mana kelompok saasran terpapar dan mengadopsi produk sosial
tersebut.
Bentuk-bentuk
saluran distribusi untuk produk sosial antara lain :
a.
Untuk
produk yang intangible, distribusi
dilakukan melalui perantara media dan komunikasi antar-pribadi (melalui
kelompok professional dan relawan).
b.
Penggunaan
media dilakukan secara :
-
One step flow (Pemasar sosial-media-adopter)
-
Two step flow (Pemasar sosial-media-adopter awal-adopter lanjut)
-
Multi step flow (Pemasar sosial melalui serangkaian
jaringan yang terdiri dari media dan agen periklanan kemudian menjangkau
adopter awal dan kemudian adopter lanjut.
4.
Promosi
(Promotion)
Promosi adalah
upaya memperkenalkan produk dan meningkatkan adopsi produk kepada konsumen.
Untuk itu perlu membedakan konsumen sebagai individu dan sebagai individu dan
sebagai kelompok massa dijangkau dengan menggunakan komunikasi massa sedangkan
konsumen sebagai individu lebih sesuai dijangkau dengan melalui komunikasi
selektif dan komunikasi antar-pribadi.
Lakukan
pengenalan produk/promosi kepada konsumen dengan cara yang kreatif. Sebisa
mungkin, anda harus melakukan promosi yang konsisten dan terus-menerus.
Misalnya
setiap kali anda bepergian, anda bisa membawa brosur dan pamflet berisi produk
usaha anda untuk dibagikan kepada orang yang dituju, keluarga, rekan kerja,
ataupun disebarkan di tempat-tempat umum. Bisa juga dengan membuat status
mengenai produk usaha anda di sosial media.
Selain
itu, amatilah bagaimana promosi yang diterapkan oleh para kompetitor. Jika
promosi anda lebih menarik, silahkan melanjutkan. Namun jika promosi kompetitor
jauh lebih menarik, segera siapkan promosi yang lebih unik, kreatif, dan
menarik.
Satu
lagi cara promosi yang dapat anda lakukan adalah dengan berpromosi dari mulut
ke mulut. Tak dapat dipungkiri bahwasannya cara ini dapat menjaring pelanggan
jauh lebih banyak. Dengan berbagai cara ini, anda dapat menemukan pelanggan
dengan sendirinya.
a.
Promosi
melalui komunikasi massa
Fungsi pokok komunikasi massa adalah
untuk memberikan informasi dan untuk persuasi dalam kurun waktu tertentu
sebanyak mungkin sasaran tentang bagaimana sebuah produk dapat memenuhi
kebutuhan mereka dan kelebihan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang
lain. Mekanisme pemberian informasi dan persuasive berlangsung melalui proses
yang disebut hierarchy of effect (Kotler, 1989).
b.
Komunikasi
melalui komunikasi selektif.
Komunikasi selektif berperan untuk
mengisi suplemen keterbatasan dari komunikasi massa, yang tidak mungkin
memberikan pesan khusus untuk segmen konsumen tertentu. Melalui komunikasi
selektif, dimungkinkan terjadinya pemberian informasi dan persuasi yang
spesifik pada kelompok segmen tertentu dengan cara yang interaktif dan
fleksibel. Jalur komunikasi ini digunakan untuk segmen pasar yang lebih tajam.
Salah satu upaya
promosi kesehatan untuk merealisasikan perubahan perilaku kesehatan yang lebih
efektif adalah dengan pemasaran sosial. Untuk menjangkau masyarakat yang lebih
luas, pemasaran sosial dapat menggunakan media massa yang memiliki fungsi : memberikan
informasi, menghibur, mengiklankan, mempengaruhi dan kultur. Salah satu media
massa yang paling efektif penggunaanya dan mewakili lima fungsi tersebut adalah
televisi. Televisi sebagai sebuah media massa yang sangat berguna dalam
menyebarkan informasi. Terlebih saat ini, televisi sudah menjadi media yang
begitu memasyarakat. Televisi bukan lagi barnag mewah. Maka, dengan
polularitasnya yang tingi, televisi bisa melakukan apapun.
Banyak bentuk
program pemasaran sosial televisi, salah atu program yang cukup efekif dan
berpengaruh dalam pemasaran sosial adalah periklanan yang sering disebut dengan
iklan layanan masyarakat.
Ada 8 tatanan (teladan) yang perlu diperhatikan dalam
proses pemasaran sosial.
1.
6 tahap pemasaran sosial yang
memberi peluang bagi pembaharuan yang anda rencanakan:
a.
Rencanakan pendekatan yang akan anda
lakukan.
b.
Definisikan pesan, juga saluran akan
digunakan.
c.
Kembangkan materi pesan, dan lakukan
pretes atas materi.
d.
Implementasikan program itu.
e.
Evaluasi program.
f.
Gunakan umpan balik untuk memperbaiki
program itu.
2.
Memahami apa itu pemasaran sosial
dan peran komunikasi yang bagaimana dalam pemasaran.
3.
Gunakan pendekatan kesehatan
masyarakat untuk mencegah sesuatu.
4.
Refleksi dan respon terhadap
keberagaman budaya.
5.
Libatkan audiens pada semua tahap.
6.
Selidiki strategi inovatif.
7.
Gunakan saluran dan metode ganda.
8.
Belajar dari program yang sudah
sukses.
F. Pemasaran
Sosial dalam Kesehatan Masyarakat
Pemasaran sosial
secara sederhana adalah suatu perencanaan dan implementasi program untuk
membawa perubahan perilaku sosial yang didesain sedemikian rupa dengan memakai
konsep-konsep pemasaran komersil.
Pemasaran sosial
dianggap tepat diimplementasikan pada kesehatan masyarakat, karena semua
program kesehatan memerlukan perubahan perilaku sosial. Sosial marketing, secara garis besar tidak jauh
berbeda dengan commercial marketing.
Salah satu yang membedakan adalah bahwa pemasaran sosial ‘menjajakan’ perilaku
dan bertujuan membuat konsumen mengubah perilakunya kepada perilaku yang ia
tawarkan, yakni perilaku kesehatan.
Sebagaimana
konsep pendekatan terhadap program kesehatan yang lain, konsep pemasaran sosial
dalam kesehatan merupakan salah satu konsep yang diupayakan untuk meningkatakan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Hasil pemikiran berupa konsep, norma atau
teknologi yang dihasilkan (termasuk konsep pemasaran sosial) ini kemudian
disampaikan kepada berbagai kelompok sasaran di masyarakat, sehingga
selanjutnya terjadi proses ‘internalisasi’ yang akhirnya memasyarkatkan konsep,
norma maupun teknologi tersebut di antara masyarakat atau kelompok sosial.
Dengan kata
lain, pemasaran sosial, terkandung dua konsep besar yakni pendidikan masyarakat
maupun konsep pemasaran itu sendiri.
Konsep pemasaran
sosial dipengaruhi dan berkembang dari teori atau pandangan Philip Kotler. Pada mulanya,
pandangan Philip Kotler berkembang dan menjadi salah satu konsep yang mendasari
kegiatan pemasaran (marketing), mula-mula pada sektor yang bersifat komersil
dan kemudian berkembang keberbagai sektor non-komersil, dan dikenal sebagai
konsep pemasaran sosial (social marketing). Dalam bukunya yang diterbitkan pada
tahun 1975, Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai “analisis, perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian program secara seksama guna mendorong terjadinya
pertukaran nilai dengan suatu pasar yang menjadi sasaran, dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Selanjutnya dia
memberi batasan bahwa pemasaran sosial adalah “suatu kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian program agar suatu kelompok masyarakat sasaran
dapat lebih menerima suatu ide sosial atau suatu perilaku yang diharapkan.”
Selanjutnya ia menambahkan bahwa dalam pemasaran sosial dilakukan segmentasi
(pemilihan) pasar, penelitian konsumen, pengembangan konsep-konsep tertentu,
pelaksanaan kegiatn komunikasi, pemberian insentif dan penggunaan teori saling
tukar (exchange theory) agar kelompok sasaran memberikan tangggapan secara
maksimal.
Secara rinci,
Manoff menguraikan dua belas langkah yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
pemasaran sosial dalam bidang kesehatan, yaitu:
- Indentifikasi masalah-masalah
kesehatan dalam kelompok sasaran
- Penetapan prioritas masalah
- Telaah gagasan atau pesan apa dan
pemasaran yang bagaimana yang diperlukan untuk pemecahan masalah tersebut
- Menetapkan siapa yang akan menjadi
khalayak atau sasaran pemasaran
- Melakukan ksuatu penelitian
terhadap khalayak sasaran tersebut. Untuk mengetahui bagaimana sikapnya
terhadap gagasan yang akan dipasarkan dan untuk mengetahui apakah ada
segi-segi tertentu yang tidak dapat diterima.
- Menetapkan tujuan secara spesifik
- Rencanakan kegiatan pemasaran
- Melakukanuji coba untuk mengetahui
reaksi pasar/sasaran
- Perbaiki rencana pemasaran dari isi
gagagsan/pesan sesuai denga hasil uji coba
- Membakukan rumusan gagasan atau
pesan serta pola pemasaran atau distribusi yang dianggap akan menjangkau
khalayak sasaran secara luas
- Melakukan koordinasi dengan
program-program lain yang relevan
- Melakukan evaluasi dampak pemasaran
tersebut dan modifikasi sesuai dengan hasil evaluasi.
G. Penyelesaian
Masalah Melalui Program Pemasaran Sosial
Komponen strategi pemasaran meliputi Marketing Mix
(product, price, place dan promotion) dan sistem komunikasinya (Komunikator,
Pesan, Saluran, Komunikan).
Adanya pengetahuan yang cukup tentang produk sosial
menyebabkan seseorang mempunyai sikap positif. Selanjutnya sikap yang positif
akan mempengaruhi niat mereka untuk berpartisipasi. Dengan kata lain untuk
berpartisipasi seseorang harus mengetahui dan memahami benar bagaimana
memanfaatkan produk sosial. Karenanya langkah pertama yang harus dilakukan
adalah meningkatkan pengetahuan kemudian mengubah sikap dan perilakunya.
Mengetahui keadaan umum sasaran pemasaran sosial dan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat Partisipasinya saja belum menjamin strategi yang disusun
mampu mempengaruhi khalayak. Karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap
permintaan sasaran agar produk sosial yang dipasarkan sesuai dengan permintaan
dan kemudian mampu memenuhi harapan dan keinginannya.
Semakin suatu pemasaran sosial mendekati strategi
pemasaran komersial maka akan semakin sukses mencapai tujuannya. Karena itu
tinjauan marketing mix (product, price, place, promotion)
menjadi bagian yang sangat penting dalam menyusun suatu strategi pemasaran.
Pada pembahasan ini, sasaran yang menjadi target pemasaran sosial dalam
mengatasi masalah keshatan dan lingkungan adalah pada pemukiman masyarakat yang
kumuh.
Produk sosial yang perlu segera disampaikan kepada
sasaran untuk mengatasi masalah sosial dibidang kesehatan untuk kepala keluarga
adalah bahaya narkoba, perbaikan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan (umum,
mata dan gigi) gratis. Ibu rumah tangga memerlukan informasi tentang pengobatan
gratis, demam berdarah dan anak sehat. Sedangkan remaja membutuhkan produk
sosial narkoba, HIV dan demam berdarah. Produk sosial lingkungan hidup yang
dibutuhkan sangat diharapkan. Selain itu masalah sampah, kebersihan lingkungan,
air bersih dan penanganan limbah tetap merupakan kendala yang harus dipecahkan.
Masih banyak di Indonesia yang memiliki keluarga yang
kurang mampu dan memiliki cukup banyak anggota keluarga. Masih banyak daerah
yang termasuk daerah kumuh yang tidak tersentuh dengan perilaku hidup bersih
dan sehat. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka harus bekerja keras,
itupun kadang-kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan makanan sehat
(bergizi, berimbang dan bervariasi). Kondisi demikian tentu saja membuat mereka
rentan terhadap penyakit. Apalagi kondisi perumahan dan lingkungan yang kumuh
mudah mempercepat berkembangnya bibit penyakit. Oleh karena itu pemasaran
produk sosial kesehatan dan lingkungan hidup ini perlu difokuskan pada
masyarakat yang bermukim di wilayah kumuh.
Sasaran yang tinggal di wilayah kumuh, umumnya tingkat
pendapatannya rendah dengan tanggungan keluarga tinggi. Karenanya penambahan
beban biaya (materiil) yang harus mereka keluarkan untuk menyerap program
sosial akan sangat memberatkan. Sebaiknya untuk melaksanakan produk sosial di
atas diberikan bantuan secara gratis.
Jika ingin meningkatkan pengetahuan, pemahaman atau
kesadaran sasaran, maka penggunaan media massa dipandang paling efektif. Tetapi
untuk lebih meyakinkan sasaran maka penggunaan komunikasi interpersonal akan
lebih efektif. Sementara penggunaan kedua media ini merupakan cara terbaik
untuk mengubah sikap dan perilaku sasaran. Karenanya media yang dipilih untuk
menyampaikan pesan produk sosial kesehatan dan lingkungan hidup yang akan
dipasarkan kepada masyarakat di wilayah kumuh adalah media massa dan media
interpersonal.
Agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah
diterima oleh khalayak sasaran maka pemilihan media perlu dilakukan secara
cermat dan teliti. Nampaknya media massa yang paling tepat digunakan untuk
menyampaikan pesan adalah media televisi dan folder/leaflet. Disamping itu
pesan yang disampaikan perlu direncanakan dan dikembangkan secara baik. Pesan disusun sedemikian rupa agar terlihat praktis, efektif tetapi
berbobot sehingga sasaran tertarik untuk pengetahui lebih jauh pesan yang
disampaikan. Petunjuk langkah-langkah yang diberikan jelas dan menggunakan
bahasa sederhana yang digunakan sehari-hari oleh sasaran. Memanfaatkan media
massa perlu mempertimbangkan berbagai unsur, yaitu proses komunikasi, keputusan
komunikasi, media komunikasi, waktu komunikasi dan evaluasi (Kotler, 1989:
193).
Proses Komunikasi, dengan
mempertimbangkan bahwa tingkat pemahaman khalayak sasaran terhadap
produk-produk sosial yang akan dipasarkan sangat rendah maka model hirarki efek
komunikasi yang disarankan adalah “The Learn – Feel – Do”. Diharapkan sasaran
akan mempelajari terlebih dahulu tentang produk yang ditawarkan. Kemudian
muncul kesadaran bahwa produk sosial tersebut sangat mereka butuhkan dan
akhirnya akan memahami dengan baik isi pesan produk sosial yang disampaikan.
Keputusan Komunikasi, tujuan
komunikasi adalah mengubah tingkat pengetahuan dan pemahaman sasaran akan
berbagai produk sosial kesehatan dan lingkungan hidup yang ditawarkan untuk
kemudian dapat mengubah sikap dan perilakunya sesuai dengan tujuan pemasaran
sosial yang diharapkan. Dalam pengemasan pesan imbauan emosional lebih efektif
dalam mengubah sikap, terutama imbauan yang menekankan emosi-emosi negative,
seperti menakut-nakuti. Ada beberapa alasan yang dapat ditunjukkan, antara lain
karena kemampuannya menyentuh perasaan dan emosi sasaran sehingga lebih mudah
diubah sikapnya.
Media Komunikasi, media
televisi menjadi pilihan khalayak sasaran untuk mendapatkan program sosial dan
sebagian lagi memilih media cetak. Karenanya bisa menjadi pertimbangan untuk
memilih kedua media tersebut. Nampaknya televisi dan folder dapat dipilih
karena ada beberapa kelebihan yang dapat diandalkan dari kedua media ini.
Waktu
Komunikasi, setiap program acara televise
mempunyai segmen penonton yang berbeda-beda, karena itu agar iklan layanan
masyarakat untuk memasarkan produk sosial dapat mencapai sasaran, maka iklan
harus ditayangkan pada program acara yang memungkinkan paling banyak ditonton
sasaran. Kepala keluarga di lokasi penelitian ini lebih memilih berita,
sinetron laga atau olah raga sebagai acara favoritnya. Sementara remaja
laki-laki lebih memilih olah raga, musik atau berita. Sedangkan ibu rumah
tangga dan remaja putri sebagai target adpoters dari produk sosial ini umumnya
menyukai acara-acara hiburan seperti telenovela dan sinetron. Sedangkan waktu
terdedah umumnya dilakukan pada pagi, sore dan malam hari. Sebaiknya iklan
ditayangkan minimal selama tiga bulan berturut-turut. Pesan akan diingat oleh
sasaran dalam waktu lama jika ditayangkan berulangulang dan dalam jangka waktu
yang lama. Pada waktu yang bersamaan sasaran lebih ditingkatkan lagi
pengetahuannya dengan menyebarkan folder atau komunikasi interpersonal. Folder
sebaiknya dibuat dengan warna yang menarik, dengan bahasa yang sederhana,
dilengkapi dengan gambar, dengan jumlah lipatan antara 1-2 buah (2 - 4 halaman)
dan kalau perlu dilengkapi dengan langkah-langkah yang jelas dalam melaksanakan
produk sosial yang ditawarkan.
Evaluasi,
program untuk tayangan televisi maupun folder sebelum disebar luaskan kesasaran
harus dirancang dan diuji coba keefektifannya. Materi dicobakan dulu pada
sebagian kecil sasaran, kalau ada yang perlu disempurnakan harus segera
dilakukan. Setelah diperbaiki dicoba lagi sampai mendapatkan hasil yang
maksimum. Setelah itu produk bisa diproduksi dalam jumlah banyak untuk kemudian
disampaikan kepada seluruh sasaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasaran dalam
bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing.
Kata marketing ini sudah diserap
dalam bahasa Indonesia namun diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata
pemasaran adalah pasar = market. Apa
yang dipasarkan itu adalah barang atau jasa.
Ada dua
klasifikasi pemasaran, yaitu:
1.
Pemasaran
komersial
2.
Pemasaran
sosial
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran
bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan
pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep
pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.
Sistem pemasaran dapat didefinisikan
sebagai kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran, barang, jasa,
ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan
membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Unsur-unsur pemasaran sosial yaitu
1. Produk
(product)
2. Harga
(price)
3. Tempat
dan saluran distribusi (place)
4. Promosi
(promotion)
Pemasaran sosial dianggap tepat
diimplementasikan pada kesehatan masyarakat, karena semua program kesehatan
memerlukan perubahan perilaku sosial. Pemasaran sosial ‘menjajakan’ perilaku
dan bertujuan membuat konsumen mengubah perilakunya kepada perilaku yang ia
tawarkan, yakni perilaku kesehatan.
Sebagaimana konsep pendekatan terhadap
program kesehatan yang lain, konsep pemasaran sosial dalam kesehatan merupakan
salah satu konsep yang diupayakan untuk meningkatakan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat. Hasil pemikiran berupa konsep, norma atau teknologi
yang dihasilkan (termasuk konsep pemasaran sosial) ini kemudian disampaikan kepada
berbagai kelompok sasaran di masyarakat, sehingga selanjutnya terjadi proses
‘internalisasi’ yang akhirnya memasyarkatkan konsep, norma maupun teknologi
tersebut di antara masyarakat atau kelompok sosial.
B. Saran
Dalam hal pemasaran, tidak hanya berbicara tentang
produk berupa barang saja, melainkan juga membahas tentang pemasaran berupa
jasa dengan output perubahan
perilaku. Pemasaran yang dimaksud adalah pemasaran sosial. Pemasaran sosial
erat kaitannya dengan perubahan perilaku sehingga pemasaran sosial juga
dibutuhkan dalam ilmu kesehatan masyarakat. Hanya saja dalam pemasarannya perlu
upaya-upaya kreatif untuk memasarkan produk (perilaku kesehatan) agar
masyarakat atau sasaran dapat tertarik dan dengan mudah memahami serta
mengaplikasikannya dalam jangka waktu yang panjang agar dapat mempertahankan
dan meningkatkan kesehatannya sendiri, kesehatan keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Liliweri, Alo. 2013. Dasar-Dasar Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Pusat Pelajar Offset.
http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/43/39 (akses
26 April 2015)
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/01012/document/Manajemen_Pemasaran.doc?cidReq=01012
(akses 26 April 2015)
http://masithamustamin.blogspot.com/2013/10/makalah-pemasaran-sosial-kesehatan.html
(akses 26 April 2015)