Pages

Selasa, 03 November 2015

Monosodium Glutamate (MSG)


MSG (monosodium glutamate) alias vetsin atau yang juga dikenal dengan sebutan mecin memang selalu dipakai sebagai bumbu penyedap rasa masakan. Sejak dikembangkan pertama kali tahun 1908 oleh Prof. Kikunae Ikena, seorang peneliti Universitas Tokyo Jepang, MSG terus menjadi  bahan omongan. Simpang siur soal berbahayanya MSG tidak pernah berhenti karena hingga saat ini belum ada penelitian secara tuntas tentang MSG.
MSG dibuat dengan menggunakan bahan jagung, tapioca, bit, dan gula tetes (molase). Namun sebenarnya yang menjadi kunci adalah asam glutamate yang difermentasikan dengan kaustik (NaOH) untuk menghasilkan garam MSG yang memberikan rasa gurih. Khasiat memberikan rasa gurih dan nikmat pada masakan membuat MSG jadi popular diseluruh dunia. MSG bahkan ditemukan dalam mie instan, makanan ringan, snack sampai jajanan.
Kontoversi sepuutar MSG mulai mencuat tahun 1968 setelah seorang dokter bernama Robert Ho Man Kwok mengalami mati rasa, sakit pada dada dan gatal pada tubuh setelah makan di restoran Cina, yang kemudian beken disebut Chinese Restaurant Syndrome. Setahun kemudian berkat penelitian John Olney dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington Amerika terhadap hewan, ternyata MSG berakibat kerusakan pada otak dan merusak fungsi retina.
Sejak kehadirannya di Indonesia tahun 60n dan diproduksi secara besar-besaran, MSG terus menjadi bahan perdebatan. Puncaknya pada tahun 1987 saat Departemen Kesehatan RI melalui SK Menteri Kesehatan RI No 182/1987, MSG disahkan sebagai bagian dari vitamin A untuk program pencegahan kebutaan bagi balita. Hal ini langsung dipermasalahkan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Soalnya, sangat ironis jika memerangi kebutaan justru dengan menggunakan MSG yang menurut riset justru mengakibatkan kerusakan pada retina. Untungnya kegiatan ini dihentikan tahun 1993. Indonesia sendiri saat ini menjadi Negara produsen MSG terbesar di dunia.
Secara umum MSG bisa mengakibatkan alergi yang berdampak gatal, mual dan suhu tubuh meningkat, bagi yang sensitive efeknya akan bereaksi dalam waktu 30 menit hingga 1 jam dengan akibat pusing, mual, pegal-pegal dan sakit pada bagian dada dan perut. Selain itu, MSG juga mengakibatkan asma, diabetes, kelemahan otot dan tulang bahkan kelumpuhan! Sedangkan menurut Debby Anglesey yang menulis buku Battling the MSG, A Survival Guide and Cooking, MSG bisa mengakibatkan minimal 32 gejala penyakit termasuk jantung, darah rendah, syarat, pencernaan, pernafasan, hingga penglihatan. Ngeri banget bukan?!
Karena efeknya yang bisa membahayakan kesehatan, di Jepang sekarang MSG sudah dilarang dijual dalam bentuk murni. Sedangkan di Negara tetangga kita, Singapura dan Malaysia, setiap rumah makan harus mencantumkan apakah masakan mereka mengandung MSG. belakangan kampanye “No MSG” untuk tidak menggunakan MSG semakin popular. Karena itu, WHO menetapkan batasan agar MSG tidak dikonsumsi secara berlebihan, takaran idealnya adalah 5 mgr per hari.
Jadi, tidak ada salahnya kalau kita juga ikut waspada dan mulai mengurangi konsumsi MSG!

Jazakallahu khairan! Semoga bermanfaat J Syukran ^^

0 komentar: