SURAH AL-IKHLASH DAN MU’AWWIDZATAIN
UNTUK MENGOBATI PENYAKIT
Ibnu Abi
Syaibah meriwayatkan dalam Mushannaf-nya
dari Abdullah bin Mas’ud bahwa dia berkata,
“Ketika Rasulullah
sujud dalam shalat, ada seekor kalajengking menyengat salah satu jari beliau. Setelah
itu beliau pergi sambil bersabda, ‘Semoga
Allah melaknat kalajengking. Dia menyengat siapa pun baik seorang nabi maupun
bukan.’” Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Lantas Nabi Saw. berdo’a dalam
sebuah tempat yang berisi air garam tersebut, sambil membaca surah Al-Ikhlash
dan Mu’awwidzatain hingga sakit tersebut reda.”
Dalam hadist
tersebut terdapat perpaduan obat antara yang bersifat alami dan ilahi. Surah
Al-Ikhlash mengandung keyakinan yang sempurna dan penetapan keesaan Allah dan
tidak ada sekutu baginya. Juga, mengandung penetapan bahwa Allah adalah
satu-satunya Dzat tempat untuk bergantung. Sehingga, hal ini meniscayakan
penetapan seluruh sifat sempurna bagi-Nya. Maksudnya, seluruh makhluk hanya
bergantung kepada-Nya dalam menghadapi semua kebutuhan mereka. Demikian juga,
surah ini menetapkan bahwa Allah tidak beranak, diperanakkan dan tiada seorang
pun yang setara dengan-Nya.
Dalam surah
Al-Falaq dan An-Nas (Mu’awwidzatai) terdapat permintaan perlindungan dari
segala kejahatan, baik secara global maupun terperinci. Dalam surah Al-Falaq,
berlindung dari kejahatan makhluk (2) berarti berlindung dari seluruh jenis
kejahatan, baik berupa kejahatan jasmani maupun rohani. Sedangkan berlindung
dari kejahatan malam (3) maksudnya adalah berlindung dari roh-roh jahat yang
tersebar ketika malam hari. Berlindung dari kejahatan wanita-wanita tukang
sihir (4) adalah berlindung dari segala jenis sihir mereka. Berlindung dari
kejahatan pendengki (5) adalah berlindung dari karakternya yang jelek dan
mengganggu.
Surah An-Nas
mengandung makna permintaan perlindungan dari kejahatan setan-setan, baik dari
kalangan jin maupun manusia. Kedua surah tersebut dapat melindungi manusia dari
seluruh jenis kejahatan, keduanya sangat penting untuk menjaga dan membentengi
diri dari segala jenis kejahatan sebelum terjadi. Oleh karena itu, Nabi Saw.
berpesan kepada Uqbah bin Amir untuk senantiasa membacanya setiap selesai
shalat. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitab Jaami’-nya. Dalam perintah ini, terdapat
sebuah rahasia yang agung dalam menolak segala kejahatan dari shalat hingga
shalat lahi. Nabi Saw. pernah bersabda,
“Tidaklah seseorang
dapat berlindung (dari kejahatan) dengan sesuatu yang setara dengan kedua surah
tersebut.”
Sedangkan
mengenai pengobatan alami, sesungguhnya garam memiliki banyak khasiat dalam
menjadi penawar racun, utamanya racun yang berasal dari sengatan kalajengking.
Pengarang buku al-Qunun berkata,
“Untuk mengobati sengatan kalajengking, hendaknya bagian yang tersengat
diperban dengan dibubuhi biji rami.” Cara pengobatan semacam ini juga telah
disebutkan oleh seorang ilmuwan selain pengarang buku tersebut. Kadar khasiat
dalam garam untuk menyembuhkan racun sebesar kekuatan racun yang sedang
diderita. Sengatan kalajengking terasa panas, sehingga untuk mengobatinya
dibutuhkan pendingin dan penawar sekaligus. Dibutuhkan air dingin untuk melawan
panasnya sengatan dan garam untuk menjadi penawar racun yang ada di dalamnya.
Pengobatan semacam ini begitu sempurna dan sangat mudah untuk dilakukan. Wallahu a’lam.
Sumber : Majdi Muhammad
asy-Syahawi – Ingin Sehat? Berobat dengan Al-Qur’an dan Madu (At-Tadaawaa bil
Qur’aan wa ‘Asalin Nahl) – Gema Insani, Jakarta, 2011
0 komentar:
Posting Komentar