Pages

Kamis, 17 Maret 2016

Berobat dengan Al-Qur'an

SURAH AL-IKHLASH DAN MUAWWIDZATAIN UNTUK MENGOBATI PENYAKIT


Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dalam Mushannaf-nya dari Abdullah bin Mas’ud bahwa dia berkata,
“Ketika Rasulullah sujud dalam shalat, ada seekor kalajengking menyengat salah satu jari beliau. Setelah itu beliau pergi sambil bersabda, ‘Semoga Allah melaknat kalajengking. Dia menyengat siapa pun baik seorang nabi maupun bukan.’” Kemudian Ibnu Mas’ud berkata, “Lantas Nabi Saw. berdo’a dalam sebuah tempat yang berisi air garam tersebut, sambil membaca surah Al-Ikhlash dan Mu’awwidzatain hingga sakit tersebut reda.”
Dalam hadist tersebut terdapat perpaduan obat antara yang bersifat alami dan ilahi. Surah Al-Ikhlash mengandung keyakinan yang sempurna dan penetapan keesaan Allah dan tidak ada sekutu baginya. Juga, mengandung penetapan bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat tempat untuk bergantung. Sehingga, hal ini meniscayakan penetapan seluruh sifat sempurna bagi-Nya. Maksudnya, seluruh makhluk hanya bergantung kepada-Nya dalam menghadapi semua kebutuhan mereka. Demikian juga, surah ini menetapkan bahwa Allah tidak beranak, diperanakkan dan tiada seorang pun yang setara dengan-Nya.
Dalam surah Al-Falaq dan An-Nas (Mu’awwidzatai) terdapat permintaan perlindungan dari segala kejahatan, baik secara global maupun terperinci. Dalam surah Al-Falaq, berlindung dari kejahatan makhluk (2) berarti berlindung dari seluruh jenis kejahatan, baik berupa kejahatan jasmani maupun rohani. Sedangkan berlindung dari kejahatan malam (3) maksudnya adalah berlindung dari roh-roh jahat yang tersebar ketika malam hari. Berlindung dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir (4) adalah berlindung dari segala jenis sihir mereka. Berlindung dari kejahatan pendengki (5) adalah berlindung dari karakternya yang jelek dan mengganggu.
Surah An-Nas mengandung makna permintaan perlindungan dari kejahatan setan-setan, baik dari kalangan jin maupun manusia. Kedua surah tersebut dapat melindungi manusia dari seluruh jenis kejahatan, keduanya sangat penting untuk menjaga dan membentengi diri dari segala jenis kejahatan sebelum terjadi. Oleh karena itu, Nabi Saw. berpesan kepada Uqbah bin Amir untuk senantiasa membacanya setiap selesai shalat. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitab Jaami’-nya. Dalam perintah ini, terdapat sebuah rahasia yang agung dalam menolak segala kejahatan dari shalat hingga shalat lahi. Nabi Saw. pernah bersabda,
“Tidaklah seseorang dapat berlindung (dari kejahatan) dengan sesuatu yang setara dengan kedua surah tersebut.”
Sedangkan mengenai pengobatan alami, sesungguhnya garam memiliki banyak khasiat dalam menjadi penawar racun, utamanya racun yang berasal dari sengatan kalajengking. Pengarang buku al-Qunun berkata, “Untuk mengobati sengatan kalajengking, hendaknya bagian yang tersengat diperban dengan dibubuhi biji rami.” Cara pengobatan semacam ini juga telah disebutkan oleh seorang ilmuwan selain pengarang buku tersebut. Kadar khasiat dalam garam untuk menyembuhkan racun sebesar kekuatan racun yang sedang diderita. Sengatan kalajengking terasa panas, sehingga untuk mengobatinya dibutuhkan pendingin dan penawar sekaligus. Dibutuhkan air dingin untuk melawan panasnya sengatan dan garam untuk menjadi penawar racun yang ada di dalamnya. Pengobatan semacam ini begitu sempurna dan sangat mudah untuk dilakukan. Wallahu a’lam.


Sumber : Majdi Muhammad asy-Syahawi – Ingin Sehat? Berobat dengan Al-Qur’an dan Madu (At-Tadaawaa bil Qur’aan wa ‘Asalin Nahl) – Gema Insani, Jakarta, 2011


0 komentar: